Kamis, 20 September 2012

Fenomena yang sering terjadi tapi mungkin yang sering kita abaikan. Just Reality, bukan isapan jempol tapi ini fakta dan nyata. mungkin kita perlu membuka mata kita untuk orang lain yang ada disekitar kita.

Mungkin matahari sedang tersenyum dengan lebarnya di angkasa
sehingga panas dan teriknya semakin menyengat siang hari ini
aku terduduk di hamparan rerumputan termenung
bersembunyi dari mentari untuk sejenak mencari kesejukan

"aku hidup di dunia ingin tenang baik-baik saja"  (D`Masiv - Natural)

terdiam dan mendengarkan alunan lagu bersama meresapi hembusan semilir angin di bawah rindangnya pohon.
apa sih yang ada dipikiranmu sekarang?
ketika  langkah demi langkah yang terdengar atau hanya suara seruan tiap orang di sepanjang jalan memekak di telinga. Pemandangan di depan mataku bagaikan slide yang bergerak terus berganti dan aku hanya diam dan seperti memencet tombol untuk mempercepat. segala yang berhamburan di mataku menjadi bayangan yang berkelebat di benakku.

. . .

Seketika itu sedetik aku terhanyut,

Di antara banyaknya orang yang berlalu lalang, di antara banyaknya kesibukan individu dan gemerlap pergaulan. aku tertegun menatap seseorang yang entah siapa? entah dimana? ataupun asalnya? aku tak pernah tahu. Kenalpun aku tidak, hanya pertama kali ini aku melihatnya. dia berjalan menapaki kakinya diantara tongkat yang membantunya berjalan, dia memanggul tas dipunggungnya dan membawa buku di sebelah tangannya. Matanya menatap lurus ke depan melewati lalu lalang yang kian rame di jalanan. Ia berjalan dengan tertatih-tatih tanpa menghiraukan dunia yang melihatnya, ia tetap berjalan pelan setapak demi setapak menembus keramaian. Ketika semua orang hanya berkeluh kesah karena hal yang sepele, ataupun hanya mengeluh terhadap segala sesuatu yang telah terjadi. apa yang ada dalam benakmu, melihat ia tetap bersemangat dan menerima apa yang menjadi kekurangannya? ketika semua ingin menyerah, dia tetap berjalan dengan bangganya walaupun dengan alat yang membantunya untuk melangkah. Dan ketika semua lupa untuk bersyukur, dia tetap bersyukur dan menerima takdir yang membawanya lahir di dunia ini.

Mungkin apa yang dikatakan pada lirik lagu D'masiv memang benar.
Semua orang di dunia ini ingin hidup dengan tenang dan baik, gak ada seorangpun  ingin hidup tidak seperti yang mereka inginkan. Tapi apakah kita bisa memilih??? apakah kita bisa merubah kehendak Allah SWT.
Takdir itu hanya ada ditangan Allah SWT. 
Manusia tidak pernah tau apa yang akan terjadi, kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang membawa kita pada takdir kita. Yang bia kita lakukan hanya berusaha dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mungkin takdir berkata lain kita tidak boleh menyerah,
Cobalah untuk menghadapi segala kesulitan yang ada di hadapanmu karena hidup kita di dunia ini hanyalah sementara, dan lebih kekal di akhirat sana. Itulah yang harus manusia ingat. 
Dan setiap waktu dan detik terus berjalan dan apapun yang telah terjadi tidak mungkin tuk kembali. tidak ada tombol "delete" ataupun "undo" dalam hidup ini yang bisa membawa kita untuk memperbaiki segalanya. ataupun untuk mengulang segalanya untuk menjadi baik. yang ada hanyalah penyesalan.
penyesalan yang ada jangan membawamu pada keterpurukan tapi dari segala pa yang terjadi,
Ingatlah, semua itu pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.

Aku pun terhempas dari lamunanku ketika angin datang membangunkanku dalam kenyataan.

Tidak ada tombol dalam kehidupan, 

Tak ada yang tau kemungkina-kemungkian yang membawa kita pada takdir kita.




#inspiration for every people

Puisi romantis yang ku buat gak sengaja, sedih, menyesal dan patah hati untuk kekasihnya. aku bikin bukan saat hujan lagi males aja, bukan curahan hati. Mungkin buat referensi aja ini juga gak terlalu puitis sederhana lama


Tiap Hujan


Tiap hujan turun,
aku teringat padamu.
Tiap tetesan air yang jatuh,
seperti rasa rinduku yang tak terhitung untukmu.

Mungkinkah hujan yang turun dapat mengungkapkan
hatiku yang menangisimu.
tiap tetes,
tiap rintik,
kian derasnya
membanjiri hatiku
sebanyak itulah rsa sesalku padamu.

Hujan, taukah engkau...
kepergiaanmu mungkin tak dapat menghentikan kepedihan
yang telah kurasakan

Hanya genangan kenangan yang tersisa bersama hujan.


*Puisi ini aku buat saat hari mendung, tapi hujan yang ditunggu-tunggu gak dateng. jadi bukan aku buat saat hujan. inipun aku buat saat di kelas karena suntuk dan gak bisa konsen jadi pikiran kemana-mana jadinya ini. puisi romantis ini gak sengaja aku buatnya kok.